Sunday, June 29, 2014

Review J-Movie KAMI VOICE The Voice Make a Miracle


Lama ga ngeblog...

Kali ini gue pengen ngeshare dan cerita-cerita dikit, tapi niat sebenernya sih pengen spoiler (bahasa alih-alih dari review).  Tentang sebuah J-Movie  yang judulnya KAMI VOICE.

KAMI VOICE live action

KAMI VOICE manga

Jadi, KAMI VOICE ini base from manga alias komik dengan judul yang sama. Pengarangnya tuh Yoshiki Sakurai dan Team G.V. KAMI VOICE ini mulai dirilis live action-nya sekitar tahun 2011 lalu (gue telat ngerti). Ini link manganya KAMI VOICE, baru ini yang bisa gue temu: http://myanimelist.net/manga/56899/Kami%E2%98%86Voice/pic&pid=98847

Bercerita tentang para seiyuu (Pengisi suara/dubber). Beberapa pemainnya tuh dari kalangan seiyuu atau voice actor yang udah punya sayap lebar dan jam terbang tinggi di jagad dubbing. Dan di sini yang jadi dua tokoh utamanya adalah Yuki Kaji sama Hatano Wataru.

Yuki Kaji as Siraike Yuu 

Hatano Wataru as Kubodera Tatsuma

CAST

Oke, gue pengen menyoroti tentang beberapa pemain yang ada di dalam KAMI VOICE. Selain memasukkan bintang-bintang baru, dalam KAMI VOICE juga ada pengisi suara senior yang jadi cameo dan figuran dalam film ini:

1.               Showtaro Morikubo as Oda Hareruya


2.               Daisuke Namikawa as Kobayakawa Ku’on


3.               Romi Park as Takeda Sayuri 


4.               Mamoru Miyano  as Asai Kanade 

Gue nyari yang versi gantengnya, hahaha... aslinya emang udah ganteng, tapi kadang konyol juga. Aslinya emang udah penyanyi, sekaligus aktor.

5.               Kamiya hiroshi as narator


Yang ngerasa fansnya Kamiyan, ga usah kecewa karena dia munculnya belakangan. Bahkan cuma semenit doang.

6.               Mayumi Tanaka


Jangan remehin wanita satu ini. Mukanya bisa jadi kayak tante-tante pada umumnya (tapi tante imut). Aslinya dia ini udah nenek-nenek (usianya hampir 60 tahun). Kalau kalian nonton KAMI VOICE, dia nggak kelihatan kayak bibi-bibi jadul. Dan, jangan nanya kenapa dia main di sini, bisa jadi dia emang terpilih sebagai seiyuu senior. Dia emang senior. Soalnya dia banyak ngisi chara-chara (karakter) yang pasti bikin kalian melongo. Salah satunya, yaitu: 

7.               Masako Nozawa


8.               Yoshimasa Hosoya


9.               Shigeru Chiba


10.            Keaton Yamada


11.            Rikiya Koyama


12.            Kouichi Yamadera 


13.            Michio Hazama



14.            Roko Takizawa



Tentang siapa mereka, bakal gue ceritain di episode blog gue berikutnya tentang THE POWER OF VOICE.

Sedangkan dalam film ini, yang berperan jadi muridnya adalah:

1.               Eguchi Takuya as Tetsurou si pecinta puisi


2.               Aoyama Kouhei as Titan



3.               Asuma as Rodriguez


4.               Okamura Ayumi  as Light si freak serial Dead Note


5.               Sako Mizuki  as Iwashimizu


6.               Tanaka Tarou as Dj Yoshi



7.               Maeda Kunihiro  as Pompadour


8.               Matsuoka Yuuki  as Big four – eyes Kikuchi


9.               Mori Teruya as Rin si Cross Dress 


Aslinya sih gini... tetep ganteng... namanya juga aktor



10.            Yamaguchi Kazuya as Yamaguchi Kazuya



11.            Arthur Lounsbery as Cristian



Aslinya, tadinya tuh gue males banget mau nonton film ini. Soalnya gue nggak begitu ngefans sama yang Yuki Kaji atau Hatano Wataru, soalnya gue ngefansnya sama Om Daisuke Ono yang makin tua, gantengnya makin Te O Pe Be Ge Teh. Tapi gara-gara gue rada kepengaruh sama temen gue soal Seiyuu lain, gue jadinya penasaran sama ini film. Soalnya gue lumayan suka juga sih sama seiyuu, jadi menurut gue nggak ada salahnya kalau gue nonton film ini.

Tentang Cerita

Prolog dari Film ini bercerita tentang masa lalu  Siraike Yuu (Yuki Kaji) yang bersahabat sama Kubodera Tatsuma (Hatano Wataru). Mereka adalah duo voice actor yang sudah sangat terkenal dan mumpuni. Serial terakhir yang mereka isi judulnya adalah RIVALIS, mereka jadi main voice actor di sana. Hingga suatu kejadian terjadi yang menyebabkan Yuu tidak mau berhadapan dengan mic lagi untuk mengisi suara.

Suatu hari Yuu terbangun dari tidurnya dan buru-buru pergi untuk mengajar di sebuah sekolah pengisi suara. Karena dia menerima pesan dari Tatsuma yang mengatakan:

Jangan telat di hari pertamamu mengajar. Aku menyerahkan mereka di tanganmu, Yuu-Sensei. Tatsuma

Itu adalah hari pertamanya Yuu mengajar kelas dubbing. Dia hanya bermodalkan peta yang digambar tangan untuk pergi ke tempat itu. Ketika Yuu sudah menemukan jalan yang menuju tempat itu, dia melihat sebuah bangunan tinggi yang bertuliskan Akibahara Voice Acting Academi (AVAA). Tapi yang dia tuju bukan tempat itu, melainkan sebuah  tempat yang bernama Kubodera Voice Acting School (KVAS) yang udah ilang huruf ‘Ku’-nya. Tempat itu sudah ada tepat di sebelahnya.

Ketika Yuu masuk ke sana, dia dihadapkan dengan situasi yang tidak disangkanya karena  11 murid yang  akan di ajarnya memiliki keunikan masing-masing. Ada yang Dj, ada yang terobsesi dengan cross dress, ada yang sangat mencintai puisi, ada yang gagap, ada yang  fanatik Budish, ada juga yang tingkahnya kekanakan, ada yang freak sama death note sampai-sampai namanya minta dipanggil Light (niru-niru Light Yagami) dan ada yang gayanya sarmento abis, plus ada yang preman.

Ketika Yuu masuk kelas dan berhadapan dengan mereka, tadinya mereka memandang aneh pada Yuu, begitu Yuu akan keluar dari ruangan yang dipenuhi bocah-bocah aneh itu, Yuu dicegah sama salah satu murid yang namanya Iwashimizu.

   Pandangan aneh murid-murid Kubodera saat kedatangan Yuu

Ketika tahu kalau mereka benar-benar murid Kubodera, Yuu tampak lega. Murid-murid yang tadinya ada di bawah asuhan ayah Tatsuma, akhirnya meminta Yuu untuk tinggal dan mengajar mereka.

Ketika pelajaran dimulai, suasana yang tadinya kondusif, jadi berubah ricuh gara-gara murid-murid ini banyak yang punya karakter aneh dan kekompakannya belum teruji.  Akhirnya mereka berantem. Yuu sama sekali tidak bisa mengendalikan keadaan dan dia hanya pasrah.

Di apartemennya, Yuu kelelahan di hari pertama ngajar. Mengajar ternyata nggak semudah yang dia bayangin. Akhirnya dia jadi teringat sama kenangan-kenangan masa lalu. Di mana dia teringat saat Tatsuma sedang di rawat di rumah sakit setelah mengalami kecelakaan dan Tatsuma tidak bisa lagi mengeluarkan suaranya. Itu yang menyebabkan Tatsuma berhenti dari dunia voice actor. Dan itu membuat Yuu merasa sedih.

Esok harinya, Yuu datang lagi untuk mengajar. Itu adalah hari keduanya dan Yuu sama sekali masih belum tahu konsep apa yang akan diajarkan pada murid-muridnya. Tapi ketika dia bertemu dengan seorang perempuan di tangga, perempuan itu memainkan tekhnik Tongue twisters. Kalau di kita, biasanya kayak main: “Kuku kakiku kakuku”  atau kalau di jawa sering ada yang main “Laler miber menclok rel” (lalat terbang hinggap di rel). 

Itu untuk mengasah keluwesan lidah dalam memainkan kata hingga membentuk gugusan kalimat. Karena seorang voice actor harus bisa melenturkan lidahnya dan membunyikan setiap huruf, kata, dan kalimat dengan baik. Semua itu adalah basic dari seorang voice actor. Mengatakan sebuah kalimat dalam waktu yang sangat singkat.

Kali ini yang dapat giliran si preman, namanya Pompadour. Pas disuruh, ternyata anak ini nggak bisa dan malah menyalahkan Yuu. Saking frustasinya, dia sampai pergi dari kelas. Ngambek.

Setelah jam makan siang, metode berlanjut. Kali ini Yuu langsung membuat metode menjajal kemampuan voice acting murid-muridnya lewat anime Fairy Tail. Awalnya, mereka sangat senang karena akhirnya bisa juga  bicara di depan mic dan mengisi suara. Semua udah kebagian peran, tapi sayangnya, meskipun sudah punya peran masing-masing. Tapi mereka masih belum siap untuk berhadapan dengan mic.

 Buktinya, masih banyak diantara mereka yang berebut bicara, membuka-buka halaman untuk mencari cast-nya, ada juga yang ketinggalan role-nya. Akhirnya, suasana tidak terkendali lagi. Yuu mengatakan pada mereka agar bersabar dan bicara sesuai dengan gilirannya. Tapi ternyata murid-murid itu tidak terima dan malah marah. Beberapa murid bahkan memilih walk out dan ada juga yang menyebut Yuu adalah guru yang membosankan.

Yuu lagi-lagi depresi di apartemennya. Saat itu dia menerima sms dari Tatsuma yang mengatakan bahwa dia sangat berharap pada Yuu. Karena sekolah itu adalah impian dari ayahnya Tatsuma. Dia tidak ingin sekolahnya berhenti begitu saja.

Lagi-lagi Yuu teringat dengan kenangan masa lalu saat di mana dia menikmati sebuah pesta untuk merayakan keberhasilan dari RIVALIS bersama dengan Tatsuma. Ketika itu, Yuu dan tatsuma di ajak pergi oleh sutradara mereka ke ruang VIP yang ada di kabin bawah. Di tangga, Dalam keadaan mabuk, sutradaranya mengambil sebuah anggur dari tangan seorang pelayan. Tapi Tatsuma mencoba meraih anggur itu dari tangan sutradaranya. Dia sudah cukup mabuk. Yuu juga ikut-ikutan meminta botol itu dari tangan sutradaranya. Tapi karena kurang keseimbangan, lengan Yuu menyenggol Tatsuma dan menyebabkan Tatsuma oleng, lalu jatuh dari tangga dan lehernya terkena pecahan gelas yang tidak sengaja dia sambar dari nampan seorang pelayan yang lewat.

Itulah yang menjadikan alasan kenapa Yuu memilih berhenti dari dunia dubbing dan berhenti dari managemennya. Karena leher Tatsuma harus dioperasi dan Tatsuma tidak bisa bicara lagi. Mimpi menjadi seorang Voice Actor akhirnya kandas begitu saja. Yuu keluar dari managemen karena dia sangat menghhormati Tatsuma dan dia tidak akan bisa melangkah sejauh itu tanpa bantuan dari Tatsuma (mereka sudah terkenal sebagai duo). Pihak manajemen menyayangkannya, bahkan berusaha menahan Yuu agar tidak keluar. Tapi Yuu tidak mau mendengarkan mereka.

Dalam keadaan depresi setelah pulang mengajar itu. Dia di sms oleh salah satu temannya sesama seiyuu dan sudah senior bernama Oda (Showtaro Morikubo). Dia meminta Yuu untuk bertemu di sebuah rumah makan saat itu juga. Dalam keadaan mabuk, Oda curhat tentang masalah percintaannya. Yuu menyesalkan hal itu, karena ternyata dia dipanggil hanya untuk dijadikan ‘tempat sampah’. Oda merasa menyesal. Karena itu, untuk membayar waktu yang sudah disitanya dari Yuu, dia menawarkan bantuan apa yang bisa diberikannya. Tapi dengan syarat membayar semua makanan yang sudah dipesannya.

Karena sangat antusias, Yuu akhirnya meminta Oda untuk membantunya mengajar murid-murid di Kubodera. Oda  menyanggupi hal itu dan mengajak janjian di stasiun Akibahara besok paginya.

Esok paginya, Yuu mengajak ke-11 muridnya datang ke Akibahara. Disana Oda sudah menunggu.

Seperti biasa, murid-murid itu datang dengan kostum andalan mereka yang nyentrik. Tanpa banyak bicara lagi, Oda langsung mengajak mereka bermain Hana-Ichi-Monme. Kalau di kita, biasanya ada yang suka main “soleram-soleram”.  Mereka dibagi dalam dua kelompok dan permainanpun dimulai. Ada dari mereka yang awalnya malu-malu karena mereka harus dilihat oleh banyak orang di stasiun, tapi ada juga yang sangat bersemangat. Yuu pun tidak lepas dari bagian. Dia ikut menikmati dan mulai bersemangat dengan permainan anak kecil itu.

                                 Bermain Hana-Ichi-Monme di depan stasiun Akibahara

Ketika mereka semua ditanya oleh Oda, apakah mereka senang menjadi seiyuu. Banyak dari mereka yang masih ragu mengakuinya. Tapi begitu ditanya lagi, mereka langsung bersemangat dan menjawab ‘iya’. Begitupula dengan Yuu. Ketika dia ditanya, dia menjawab dengan sangat bersemangat bahwa dia sangat senang menjadi seiyuu.

Berikutnya, hari demi hari mereka jalani dengan sangat bersemangat. Karena hari demi hari, murid-murid itu kedatangan oleh sosok guru yang aneh-aneh. Mulai dari guru yang mengajak mereka untuk rileks di taman bermain (Romi Park), guru dance yang mengajak mereka merilekskan badan (Kobayakawa Ku’on). Sampai guru kepribadian yang super aneh (Mamoru Miyano ) yang mengajak bermain kata halus untuk bicara dengan lawan jenis, tapi bukannya lawan jenis yang akan jadi partner belajar mereka, melainkan waria dan gay. Mambo!!

                           Refreshing di taman hiburan sampai mabok



             Diajarnya sama sensei yang seksi kayak gini, suaranya juga nge-rock abis. 

   Refreshing kelas dance. Yang paling pecicilan cuma Rin.

Kelas imajinasi. Etto... gimana ya nyebutnya, dibilang kelas kepribadian bisa juga sih. 

Belajarnya ditemani sama para waridam, hohohohoo...

Esok harinya di Kubodera Academi. Rin, salah satu murid datang sambil membawa brosur lomba V-1. Sebuah lomba voice actor untuk mencari bakat. Setiap sekolah voice acting pasti mengikutinya. Anak-anak di kelas merasa kalau mereka sudah sangat siap dan bisa. tapi ketika Yuu mengingatkan mereka bahwa mereka masih belum apa-apa, sayangnya murid-muridnya tidak ada yang mau mendengar. Karena tidak mendapat dari dukungan Yuu, akhirnya murid-murid itu pergi audisi sendiri.


Yuu merasa khawatir dengan murid-muridnya, akhirnya menyusul mereka untuk memberikan dukungan. Tapi ketika sampai di sana, dia bertemu dengan salah satu kandidat dari sekolah lain, yaitu Akibahara Voice Acting Academi. Tapi Yuu tidak begitu mempeduilikannya karena dia terlalu fokus mencari murid-muridnya. Diluar dugaannya, ketika itu adalah tepat giliran anak-anak dari Kubodera. Tapi ketika mereka naik ke atas panggung. Mereka langsung demam panggung dan menyerah sebelum mulai. Mereka gagal.

Yuu berusaha menenangkan murid-muridnya dan tetap menyemangati mereka. Tapi sayangnya mereka sudah tidak semangat lagi dan memutuskan untuk pulang.

Yuu menyendiri lagi dan mulai frustasi. Bahkan dia merasa poster RIVALIS mengajaknya bicara dan beradu argumen dengannya. Salah satu karakter  yang dibawanya sampai mengatainya lemah dan pecundang. Saat itu juga, Yuu menerima panggilan dari Tatsuma yang sudah keluar dari rumah sakit. Tatsuma mengajaknya bertemu dan Yuu merasa senang karena sudah bertemu dengan sahabatnya. Akhirnya, Yuu curhat tentang masalahnya dalam menghadapi murid-muridnya. Dia merasa sudah mengecewakan Tatsuma.

Namun diluar dugaannya, Tatsuma mengajak Yuu pergi kesuatu tempat dan menunjukkan padanya bahwa saat itu murid-muridnya sedang melakukan sesi latihan melafalkan tongue twister. Yuu menjadi sangat senang. Akhirnya Yuu dan Tatsuma mengajak mereka lagi untuk ikut V-1 Grand Prix lagi. Kali ini mereka harus menang.

Meskipun apatis, mereka tetap harus bersemangat dan Yuu mulai menceritakan mereka tentang legenda KAMI VOICE ( Suara Tuhan). Akhirnya, mereka semua mulai asik berlatih dengan keras dan rajin melafalkan tongue twister.


Semakin hari, mereka jadi semakin mahir dan mulai bisa menguasai pelajaran. Hingga hari dimana mereka ikut contes V-1 mulai lagi.  

Kali ini, mereka maju dengan penuh rasa percaya diri. Satu persatu kelompok yang sudah dibagi bisa melakukan tugasnya dengan baik dan menyisihkan kandidat-kandidat lain. Akan tetapi, ketika berada di final, mereka kehilangan satu kelompok murid yang harusnya maju. Jika mereka tidak tampil, maka mereka akan kalah dengan sekolah Akibahara Voice Acting Academi sebagai pihak lawan.

Sebetulnya, murid-murid Kubodera yang akan ikut final sedang disekap oleh Kepala Sekolah dari Akibahara Voice Acting Academi. Tatsuma berinisiatif untuk mencari mereka, sedangkan kelompok murid yang tersisa (sebelumnya sudah tampil) harus tampil lagi untuk menggantikan kelompok yang masuk final. Karena membernya kurang, kali ini Yuu terpaksa ikut dalam kelompok untuk membantu mereka dan memohon maaf pada semua penonton juga juri yang sudah menunggu lama.

Voice acting mereka mulai dijajal. Satu persatu mendapat giliran dengan peran masing-masing dan bisa terkendali dengan baik. Hingga kemudian giliran role untuk Yuu. Tapi beberapa saat dia tidak bicara. Yuu merasakan kegalauan dalam hatinya. Karena jika dia sampai dialog di depan mic lagi, itu artinya dia sudah melanggar janji yang sudah dibuatnya sendiri karena insiden Tatsuma kecelakaan. Tapi jika dia tidak bicara, maka dia akan kalah. Dia tidak ingin mengecewakan muridnya dan ingin mereka menang karena murid-muridnya sudah berusaha dan bekerja keras dengan sangat baik.

Ketika Yuu mulai membuka mulutnya dan mengucapkan dialog (Yuu sudah pro dan tidak perlu membaca untuk melafalkannya, dialog itu sudah ada dalam kepalanya) kekuatan dari KAMI VOICE itu tiba-tiba datang. Seluruh penonton yang berada dalam aula langsung tersihir dengan suara Yuu yang menyejukkan. Bahkan dewan juri dibuat terkagum-kagum oleh suaranya. Begitu pula dengan sekolah Akibahara Voice Acting Academi yang sedari awal sudah berbuat curang.

Yuu mengeluarkan aura Kami Voice

Sesuai judulnya: THE VOICE MAKE A MIRACLE

Pada akhirnya, Tatsuma sudah bisa bicara lagi berkat keajaiban dari KAMI VOICE.

Waktu berselang. Murid-murid Kubodera dinyatakan lulus dan mereka banyak yang melakukan kegiatan lain selain mengisi suara. Iwashimizu membantu Kubodera Voice Acting School membuka pendaftaran murid baru, di mana peminatnya jadi semakin banyak. Dj Yoshi mendapat tawaran wawancara di radio, Rin mulai aktif menjadi seiyuu—tetap cross dress, Tetsurou menjadi pembaca puisi terkenal dan memiliki banyak penggemar, Pompadour  ikut kelas teater, dan murid-murid yang lain dengan kegiatan masing-masing.

Nilai Positif

Tetap sesuai dengan kesimpulan awal gue dalam menilai seiyuu. Jadi seiyuu itu emang nggak gampang (di film ini juga Pompadour dengan sadarnya bilang gitu). Bagi gue, profesi Seiyuu itu keren. Sayangnya, Seiyuu-seiyuu di Indonesia masih kurang diapresiasi. Meskipun sekarang banyak anak muda yang sudah mulai sadar dengan kehadiran para seiyuu. Tapi gue tetap menyayangkan, karena industri Seiyuu di Indonesia nggak bisa kayak  industri Seiyuu di Jepang yang sangat dihargai, diapresiasi dan punya banyak penggemar.

Itu sebabnya, banyak berdiri sekolah-sekolah seiyuu di Jepang. Karena industri anime dan manga juga terus berjalan dengan sangat pesat. Seiyuu di Jepang, tidak hanya mengisi  anime, drama CD, game otome atau bahkan film yang dialih bahasakan. Tapi mereka juga memiliki even-even tersendiri untuk bisa mengobati rasa penasaran penggemar-penggemarnya. Karena itu, sebutan SEIYUU-OTA itu ada. Selain itu, sebutan VOICE ACTING itu bukan sebutan yang remeh. Karena, seorang VOICE ACTOR dituntut harus multi talent. Udah kayak artis atau penyanyi. Ya emang...

Makanya, banyak seiyuu yang namanya terus berkibar sampai dia berumur karena dia multi talent. Selain punya kemampuan dubbing, mereka juga harus bisa akting, nyanyi, bahkan ngedance.

Jangan pernah meremehkan seiyuu, pengisi suara, dubbing. Karena kita belum tentu bisa kayak mereka. Mungkin pengetahuan gue soal seiyuu masih sedikit. Tapi kalau ditanya, apa gue penggemar seiyuu. Jawabannya udah jelas: YES I AM (sambil nyanyi lagunya One Ok Rock)

Gue pernah nonton sebuah acara TV, waktu itu membahas tentang ‘PENGISI SUARA’. Gue inget banget, yang diwawancara waktu itu adalah Kak Biantoro atau biasa dikenal dengan Kak Toro. Gue lupa nama studionya yang jelas ada di Cilandak. Tapi gue rasa udah cukup terkenal karena beliau sering ngadain acara workshop. Karakter-karakter yang diisi Kak Toro juga udah banyak banget. Dan yang paling gue inget, beliau bilang, “saya harap Indonesia punya apresiasi terhadap pengisi suara. Saya sendiri punya keinginan untuk memiliki sekolah dubber.”

Gue rasa setiap pengisi suara pasti pengen punya sekolah dubbing. Karena bisa jadi itu akan jadi ladang bisnis (bukan bermaksud negatif, tapi kalau memang peminatnya banyak, ini bisa menguntungkan. Sama kayak sekolah acting). Sedangkan anak muda sendiri bisa punya banyak kegiatan. Setidaknya peran anak muda akan lebih banyak. Mereka bisa mengisi kekosongan waktu dan membentuk karakter anak muda mandiri, cerdas dan bertanggung jawab. 

Dari pada tawuran di luar sana, nyimeng, maling, ngamen nggak jelas, nge-gembel, atau mungkin melakukan hal-hal negatif lain. Mendingan melakukan aktifitas positif dengan menjadi dubber. Ini juga bisa jadi wadah untuk anak-anak yang tadinya cuma bengong nonton anime dari layar TV dan Laptop. Atau main game sambil teriak-teriak nggak jelas. Mendingan mengasah kemampuan.

Satu lagi nih kalau emang ada sekolah untuk para dubber, gue harap nggak membatasi umur. Soalnya umur gue udah maksimal. Tapi gue juga pengen jajal kemampuan. Setidaknya... ijinkan gue Pe De meskipun hanya 5 menit di depan mic. Hihihihiihi....

Kayaknya udah kelar deh gue ngomong dan spoiler. Udah berbusa juga nih otak & jari gue. Tulisan ini gue berlakukan buat semua orang yang baca dan nyari film tentang seiyuu (padahal aslinya gue dapet dari temen juga). Terutama anak-anak muda jaman sekarang yang tadinya nggak kepikiran sama sekali soal pengisi suara, atau mikir sempit bahwa pengisi suara itu ya pengisi suara. Nggak bakal bisa ngelakuin hal yang lain lagi. Nah, di sini gue mau buktiin sama kalian. Kalau dunia pengisi suara itu udah kayak dunia  seleb. Diliput, punya acara tersendiri, dan nggak hanya dalam satu lingkup—dubbing. Tapi manymore...


-----END-----